Kamis, 15 Maret 2018

Keluar dari zona nyaman


Hi my blog, udah lama gak nulis disini.
Terakhir post disini, tentang aku yang udh lulus dan siap2 ners.

Trus gimana skrg nersnya?

I QUIT.
aku berhenti dan gak melanjutkan ners.

Kenapa?
kalo ditanya kenapa alasannya, aku juga gak tau kenapa dan ya, ini bisikan dalam hati aku yang membuat aku untuk berhenti ners. Banyak yang menyayangkan keputusanku ini. Mereka bilang: sayang ih, tinggal setahun doang. Tinggal setahun doang? Mudah bagi mereka berkata seperti itu. Tapi bagi aku yang menjalankan? Setahun akan terasa seperti seabad karena memang hati aku gak menginginkan pilihan untuk menjalaninya.

Begitu aku wisuda, aku langsung pulang ke Bekasi, nyari kerja. Pengennya kantoran, pengennya  di bank, pokoknya gak mau di rumah sakit.
Bermodalkan keyakinan yang tinggi, semangat dan niat, aku berusaha mencari pekerjaan sendiri.

Langsung dapet?
Enggak.

3 bulan menganggur, kesana kemari ikut tes, interview, di PHP HRD,...

Semua perusahaan, semua posisi yang asal ada tulisan : S1 semua jurusan, aku coba.. tapi ? Ya berkali2 mencoba, berkali2 juga aku gagal. Ketika aku tes di kantoran, atau bank, banyak banget yang sepelein aku karena aku lulusan perawat.

"perawat kok ngelamar disini, salah tempat lu!"
Begitulah kira2 omongan mereka yang tentu saja gak se kasar itu. Udah di cover dengan kalimat manis nan menusuk.

Nyoba pake orang dalem?
Ya, udah pernah. Bapakku sendiri yang mencoba masukin aku di tempat kerja temennya. Hasilnya? Ditolak dan dipermalukan hahahaha.. ya senyumin aja. Toh dari awal interview disana aku juga gak sreg sama HRD itu. Hahaha Alhamdulillah.. diselamatkan sama Allah.

Ngemis2 minta kerjaan sama bapak?
Udah pernah, bahkan aku sampe diem2an sama bapak karena bapak kekeh gak mau masukin aku ke kantornya karena ya, aku lulusan perawat... Sedangkan aku yang waktu itu lagi kalut, jadi sebel karena aku berpikiran: giliran anak orang dimasukin kerja, anaknya sendiri gak mau ditolongin!

Iya, sampe separah itu hanya karena kerjaan.
Dan akhirnya hubunganku dengan bapak membaik.
Pikiranku mulai jernih.
Bapak gak mau memanjakan aku. Meski aku ini perempuan aku harus berjuang sendiri dengan keringat sendiri tanpa genggaman erat ortu lagi. Katanya aku haruslah bisa berkomitmen dengan keputusan ini. Bapak gak suka aku berhenti ners.
Bapak akhirnya membiarkan aku memilih jalanku sendiri, dan ingin melihatku melangkah diatas jalan yang sudah kupilih.

Kupikir, ya sudahlah. Lagipula malu juga kan ntar di kantor bapak klo aku tetap merengek dimasukkan ke tempat kerjanya padahal jurusanku perawat. Nanti malah mencemari nama bapak di kantor.

Mulai saat itu aku bangkit lagi, terus mencari semua peluang. Sertifikat cumlaude yang aku punya pun nampaknya gak begitu berpengaruh besar. 3 bulan aku masih menganggur.

Sampe aku rasanya menyerah dengan keadaan dan gak tau harus berbuat apa. Aku sudah membuat keputusan yang salah. Membuat orang tua ku kecewa.

Dapet panggilan - tes - interview - "nanti saya kabari lagi ya 2 Minggu"- ujungnya gak dipanggil2. Begitulah siklus waktu itu.  Aku menyerah. Menyesal.

Begitu aku di titik menyerah datang, Allah akhirnya menjawab doa2ku. Aku diterima bekerja di tempat yang sama sekali gak aku harapkan. Biasanya tempat yang diharapkan malah gagal, jadilah  e begitu interview disini, aku sama sekali gak berharap,  sakit ntar hehehe...

Rasa takutku akhirnya hilang, kegelisahanku memudar.. aku bahagia sekali.. bisa mendapat pekerjaan dan menjadi seseorang yang mandiri.. Alhamdulillah...

Zona nyaman memang nyaman banget. Tapi tanpa sadar, zona nyaman lah yang membuat kita terjebak menjadi seseorang yang statis. Padahal kehidupan harusnya bergerak dan berkembang dinamis. Zona nyaman memang perlu, agar kita mengetahui titik kenyamanan kita dimana. Tapi terkadang zona nyaman membuat kita lupa bahwa diluar sana masih banyak peluang kesuksesan yang menunggu untuk kita jalani....meski memang harus melalui beberapa tantangan.. ya, that's why people called it life.

kenapa ya , aku udah ga sekuat dulu?

hari ini dapet kejadian apes ditempat kerjaan baru dan aku langsung kena tegur kepala ruangan. dan rasanya langsung cesss banget ke dada. la...