Oh, hi!
Aku baru belajar satu hal. Sebuah sifat buruk manusia yang
susah dihilangkan.
Manusia itu memang gak peka.
Peka yang sedang aku
bicarakan disini, bukan peka yang berbau cinta-cintaan. Bukan peka yang akhir-akhir
ini sering dikeluhkan seorang wanita terhadap kekasihnya.
Bukan. Bukan PEKA yang itu.
Tetapi Peka terhadap tanda dan isyarat yang sudah diberikan
oleh Allah SWT secara tidak langsung kepada kita. Terkadang, sebelum kita
benar-benar mengmabil sebuah keputusan, secara tidak langsung Allah sudah
memberi ‘sinyal’ atau isyarat tentang dampak apa saja yang nantinya bakal
terjadi ketika kita mengambil keputusan itu.
Entah lewat mimpi atau lewat apa saja. Dan itu berlangsung berkali-kali.
Namun, ya lagi-lagi, kita manusia memang gak peka terhadap Tuhannya sendiri. Kita
cenderung lebih peka terhadap sesama manusia, apalagi gebetan. Iya gak?
Lalu setelah kita sudah kadung mengambil keputusan dan
mengabaikan ‘sinyal’ dari Allah dan ternyata keputusan itu membawa dampak buruk
terhadap kita, barulah penyesalan itu datang.
Lantas, siapakah disini yang patut disalahkan?
Menyalahkan diri sendiri dikala sedang dihimpit dengan
situasi seperti ini sangatlah buruk.
Menyalahkan Allah? Tentu tidak bisa! Dia-lah maha pemberi
petunjuk, namun kita yang mengabaikannya. Ah, manusia itu memang tempatnya naïf.
Tulisan ini sangat menggambarkan keadaanku sekarang, dulu
aku memang sangat naïf. Gak peka. Mengambil keputusan tanpa memperhatikan
sinyal yang sudah Allah berikan. Sinyal itu datang gak Cuma sekali-dua kali,
melainkan berkali-kali! Tapi ya itu, aku emang gak peka. Jadilah sekarang aku Cuma
bisa menyesal….