Kamis, 18 Agustus 2016

How much I missed my 'ngidol' era?




Finally holiday is coming and I can back home even  just for a while. It is really meant so much to me. You know, after I live separated with my family 5 months, I can meet them again.

And now, I’m home.


Setiap Rumah punya banyak benda kenangan didalamnya. Bukan hanya setiap benda, bahkan setiap sudut rumah pun mempunyai kenangan itu. Malam ini aku sedang melihat-lihat rak buku yang terletak di belakang ruang tv. Rak buku itu berisi koleksi majalah, novel-novelku dan beberapa buku yang aku beli dengan tema random.

Majalah-majalah.
Semua majalah yang berada di rak, semua bercover-kan wajah Taylor Swift, penyanyi idolaku sejak SMA.
SMA?  Aku jadi ingat masa-masa sekolahku dulu. Beberapa tahun menghabiskan waktu disana, yang aku lakukan hanyalah belajar, ngumpul sama ‘ngidol’. Iya, dulu, aku dan teman-temanku mempunyai artis atau penyanyi idola masing-masing. Biasalah, masih remaja, masih mencari sosok atau figure yang bisa dijadikan panutan atau idola. Di kelasku, ada yang mengidolakan artis korea, boyband, girlband. Ada juga yang mengidolakan artis atau penyanyi western, termasuk aku. Saat itu aku mengidolakan Taylor Swift, One Direction.'

 Untuk kategori film, aku adalah seorang Twihard (nama penggemar film Twilight) dan PLMP a.k.a PARA LASKAR MERAH PUTIH (nama penggemar film trilogi Merah Putih). Saking asiknya ngidol dan punya idola masing-masing, jadi terkadang suka ngejek artis idola lain punya temen. Kayak misalnya aku sering banget bully temen aku yang waktu itu suka sama Cody Simpson dan Greyson Chance. Pokoknya gitu, saling ledek-ledekan idol but, that was only a joke. Cuma buat seru-seruan aja sih.

Kalau sekarang biasanya aku galau karena cinta, uang jajan kurang sama tugas menumpuk, tapi dulu, penyebab yang sering bikin galau adalah: gak bisa beli majalah yang lagi ada Gambar Taylor Swift di covernya. Atau denger kabar dari fanbase Swifties di facebook maupun twitter kalau Taylor lagi kenapa-kenapa.  Itu semua  bisa bikin aku galau dalam sekejap. Lebay ya? Maklum, namanya juga masih remaja labil dan… jomblo, waktu itu.

Ngomong-ngomong soal fanbase di social media, dulu aku sering banget stalk akun fanbase buat liat ’10 facts about…”  kadang malah request ke mimin (admin) akun tersebut untuk upload foto Taylor atau 1D di akun tersebut. Malah kadang ada juga admin yang ngadain lomba gambar atau lomba jawab kuis berhadiah:  gratis tag foto yang katanya langka. Biasanya sebelum ada kuis, si admin udah ngasih tau ke pengikutnya kalau nanti jam sekian bakal ada kuis. Jadilah aku langsung pantengin facebook dan ketika kuis muncul, langsung deh cepet-cepetan jawab biar dapet tag foto gratis yang bikin seneng luar biasa, padahal Cuma foto loh. Hahaha… so silly.

Bukan Cuma itu, di handphone juga penuh dengan mp3 lagu-lagu Taylor Swift dan 1D. gak ketinggalan beberapa foto mereka yang aku dapetin lewat internet. Saking banyaknya nyimpen, handphoneku yang dulu Cuma Nokia C3 sering banget lemot dan mati tiba-tiba.

kata siapa 'ngidol' gak ada manfaat?
menurutku ada. contohnya aku sendiri. aku mengidolakan artis western yang dimana semua karya-karya dia pake bahasa inggris. semua status yang mereka tulis pun pake bahasa inggris. dari situ mau gak mau aku sebagai penggemar sejati harus mencari tau apa arti dari semua itu. aku harus tau bahasa indonesianya. dari situ aku mulai rajin buka kamus. selalu mencatat lirik lagu mereka lalu ngeliat arti per kata satu-satu biar paham itu lagu maknanya apa. malu dong, masa penggemar gak tau arti lagu idolanya apa. selain itu, aku juga sering ke warnet buat youtube-an live interview mereka. tau kan kalo bule ngomong bahasa inggris itu cepet banget dan kadang kayak kumur-kumur? disitu aku belajar listening dan memperhatikan cara mereka mengucapkan sebuah kata.

dari situlah kecintaan aku terhadap bahasa inggris makin meningkat.

satu lagi,
Beberapa hal kecil tentang mereka adalah salah satu sumber kesenangan sekaligus kebahagiaan aku. Aku benar-benar merasakan filosofi : ‘happy is simple’ ya waktu jaman sekolah dulu. Ngeliat akun fanbase ngeluarin “facts about…”, upload foto terbaru idola sama bisa beli majalah edisi terbaru aja udah senengnya setengah mati.  Tapi sekarang? Happy is complicated.


Ingin rasanya kembali lagi ke masa sekolah dimana ujian terberat hanyalah Ujian Nasional. Sisanya Cuma belajar biasa, main sama temen-temen, ngidol gila-gilaan, no galau, no cry. Apalagi galau soal cowok. Every single corner in my brain are for study, Taylor Swift and 1D! sakit hati dan galau terparah waktu itu Cuma karena aku gak bisa ikut konser Taylor dan ngeliat Liam Payne punya pacar baru 

Ya pernah sih, dulu sempet suka sama cowok. Yes, I had a crush. Cuma suka-sukaan biasa, Cuma karena dia ganteng but I surrendered because I knew that he already had a girlfriend. Pernah ngerasain patah hati juga tapi hilang dalam beberapa hari  karena pikiranku udah gak terlalu fokus sama cowok itu. sakit hati dan galau yang dirasain juga gak seberapa. gak segalau denger kabar Liam Payne udah punya cewek :( Fokusnya sama Taylor Swift dan 1D dan tentu saja sahabat-sahabatku yang super konyol. Sahabat yang membuat aku lupa patah hati dan galau. Sahabat yang selalu menghibur aku.
Jadi, kalau kata orang, masa SMA adalah masa-masa terindah karena mengenal cinta, pacar-pacaran, having a relationship or something like that…

Tapi aku enggak,
Masa SMA adalah masa dimana aku mengenal dan merasakan persahabatan paling indah dan tulus dalam hidup. Dan… tentu saja, masa ‘ngidol’ paling menyenangkan, paling heboh dan paling gak bisa dilupakan. I will do everything for keep being a swifties and directioner. Gitu sih, slogannya, slogan penggemar aliran garis keras. Hahaha…


Sekarang masih suka Taylor Swift dan 1D?
Masih dong, Cuma, udah gak se-fanatik dulu. Masih punya koleksi lagu-lagunya, ngikutin beritanya, stalking instagramnya. Hahaha…


kenapa ya , aku udah ga sekuat dulu?

hari ini dapet kejadian apes ditempat kerjaan baru dan aku langsung kena tegur kepala ruangan. dan rasanya langsung cesss banget ke dada. la...